Karakteristik dan Ciri-Ciri Cestoda Atau Cacing Pita


Cestoda atau sering kali disebut dengan cacing pita, merupakan endoparasit pada vertebrata. Cestoda / cacing pita dewasa hidup pada saluran pencernaan dan beberapa saluran yang terkait dengan pencernaan vertebrata, termasuk mamalia. Sedangkan larva cestoda / cacing pita dapat menginfeksi vertebrata atau invertebrate. Dalam siklus hidupnya, cestoda / cacing pita membutuhkan 1 atau 2 host intermediat yang sekaligus juga merupakan tempat perkembangannya melewati beberapa fase.

Morfologi cestoda / cacing pita

Bagian tubuh dari cestoda / cacing pita dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu bagian scolex, bagian leher, dan bagian strobila.
Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 1. Tubuh cacing pita / cestoda terdiri dari 3 bagian yaitu bagian scolex, bagian leher, dan bagian strobila

1. Scolex

Scolex adalah bagian tubuh dari cestoda / cacing pita yang terletak di bagian anterior. Morfologi dari scolex merupakan kunci determinasi dalam identifikasi berbagai spesies dari cestoda / cacing pita. Salah satu fungsi dari scolex adalah untuk menempel pada dinding usus inang.
Scolex pada cestoda / cacing pita tersebut dilengkapi dengan berbagai struktur yang membantu untuk menempel pada usus dari inang. Struktur tersebut salah satunya adalah penghisap (sucker).Berdasarkan tipe penghisap (sucker), Scolex pada cestoda atau cacing pita dibedakan menjadi dua, yaitu acetabulate dan bothriate.
Acetabulate scolex adalah scolex dari cestoda / cacing pita dengan 4 penghisap (sucker) yang berada di garis ekuator dari scolex berbentuk bulat atau lonjong. Antara penghisap (sucker) satu dengan yang lain mempunyai jarak yang sama. Selain keempat penghisap (sucker) tersebut, Acetabulate scolex juga dilengkapi dengan rostellum. Rostellum adalah semacam penghisap (sucker) yang berada di ujung scolex dan dikelilingi oleh kail. Kail-kail tersebut berfungsi untuk menempel pada usus inang.
Bothriate scolex adalah scolex dari cestoda / cacing pita dengan 2 atau 4 penghisap (sucker) yang berbentuk memanjang (longitudinal). Penghisap (sucker) tersebut dinamakan dengan bothria (tunggal, bothrium).
Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 2. (a) Acetabulate scolex dengan 4 pengisap dan kail pada rosteum, (b). Bothriate scolex yang memiliki 2  bothrium

Pada scolex juga terdapat berbagai kelenjar. Namun belum diketahui pasti apa fungsi senyawa sekresi dari kelenjar tersebut. Para peneliti menduga bahwa sekresi dari kelenjar tersebut merupakan enzim hidrolitik, zat perekat, atau senyawa lain tergantung dari spesies cestoda / cacing pita.
2. Leher
Leher merupakan bagian tubuh yang paling sempit dari cestoda / cacing pita. Proglotid baru muncul dari bagian leher
3. Strobila
Strobila tersusun dari beberapa segmen. Tiap-tiap segmen tersebut dinamakan dengan proglotid. Pemanjangan tubuh dari cestoda / cacing pita terjadi dengan bertambahnya proglotid. 
Pembentukan segmen atau proglotid baru disebut dengan strobilation. Berdasarkan kematangan organ reproduksinya, proglotid dibedakan menjadi tiga, yaitu : immature proglotid , mature proglotid, and gravid proglotid.
Immature proglotid (proglotid belum matang) adalah proglotid dengan organ reproduksi yang sudah muncul namun belum dapat menghasilkan sperma dan ovum (belum fungsional).
Mature proglotid (proglotid matang) adalah proglotid dengan organ reproduksi yang sudah muncul dan organ reproduksi tersebut dapat menghasilkan sperma / ovum.
Gravid proglotid adalah proglotid yang telah berisi telur. Organ reproduksi pada gravid proglotid seringkali telah berhenti berkembang.
Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 3. Bagian tubuh cestoda / cacing pita; (a). Scolex dan leher; (b). Immature proglotid; (c).Mature proglotid (proglotid matang); (d). Gravid proglotid 

Spesies-speseies cestoda / cacing pita ada yang apolitik dan anapolitik. Pada spesies apolitik, gravid proglotid melepaskan diri dari strobila dan keluar dari tubuh inang bersama dengan feses. Sedangkan pada spesies apolitik, proglotid tidak terlepas dari strobila namun telur dikeluarkan dari proglotid melalui pori uterus dalam usus inang dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh inang bersama dengan feses.
Baca Juga : Flora Normal (mikroorganisme) pada tubuh Manusia.

Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita

Sistem osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita berupa canal dan sel api. Ada 4 kanal lateral yaitu 2 ventral canal dan 2 dorsal canal yang terhubung ke seluruh strobila. Keempat kanal tersebut terletak di bagian parenchyma. Terdapat canal transversal yang menghubungkan kedua ventral canal pada tiap – tiap ujung posterior dari proglottid. Ventral canal membawa cairan dari scolex sedangkan dorsal canal membawa cairan menuju scolex. Hasil analisis dari beberapa spesies cestoda / cacing pita menunjukkan bahwa cairan dalam sistem osmoregulasi terkandung glukosa, protein terlarut, asam laktat, urea, dan ammonia. 

Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 3. Sistem Osmoregulasi pada cestoda / cacing pita


Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita

Sistem syaraf pada cestoda / cacing pita sudah cukup kompleks. Otak cestoda / cacing pita berupa kumpulan syaraf yang berbentuk persegi panjang atau bundar dan terletak dalam scolex. Terdapat banyak jaringan syaraf yang terhubung pada berbagai sensor di scolex. Ada beberapa pasang syaraf memanjang secara longitudinal dari bagian scolex (otak) ke sepanjang strobila. Pada tiap-tiap proglottid terdapat jaringan syaraf melintang menyerupai ganglion yang menghubungkan syaraf dari otak.
Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 4. Sistem Syaraf pada Cestoda / Cacing Pita

Sistem reproduksi cestoda / cacing pita

Sistem reproduksi jantan pada cestoda / cacing pita

Sistem reproduksi cestoda / cacing pita jantan terdiri dari satu testis atau beberapa testis yang tertanam dalam medullar parenchyma pada tiap – tiap proglottid. Terdapat 1 vas deferen pada tiap – tiap testis. Jika terdapat banyak testis, tiap – tiap vas deferen kecil akan manyatu membentuk vas deferen yang lebih besar. Pada ujung distal, vas deferen termodifikasi membentuk otot cirrus yang diselubungi atau diselimuti oleh kantong cirrus. Pada beberapa spesies, cirrus dilengkapi spine yang berperan saat kopulasi. 
Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 5. Sistem reproduksi jantan pada Cestoda / Cacing Pita

Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita

Cestoda / cacing pita mempunyai 1 atau 2 ovarium (bilobed ovary). Fertilisasi terjadi di bagian proksimal dari oviduct, menghasilkan ootype (zygote) yang kemudian menuju ke bagaian oviduct. Terdapat kelenjar Mehlis disekitar ootype. Sekresi dari kelenjar Mehlis merupakan material penting dalam pembentukan cangkang telur. Pada organ reproduksi tersebut juga terdapat kelenjar Vitelline dan saluran Vitelline. Saluran Vitelline bermuara pada oviduct. Sekresi kelenjar vitelline merupakan prekussor pembentukan cangkang dan nutrisi untuk perkembangan larva.

Fertilisasi terjadi pada saluran pertemuan antara vagina dan oviduct. Pada vagina juga terdapat saluran penyimpanan sperma yang disebut dengan seminal receptacle.
Mekanisme kopulasi pada cestoda / cacing pita adalah cirrus dari suatu proglottid masuk ke dalam vagina proglottid lain dari individu yang sama atau dari individu lain. 

Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 6. Sistem reproduksi betina pada Cestoda / Cacing Pita


Telur cestoda / cacing pita 

Morfologi telur cestoda / cacing hati sangat penting untuk identifikasi spesies. Ada beberapa bagian dari telur cestoda / cacing hati seperti pada gambar 4. Bagian paling dalam / tengah disebut dengan oncosphere dan mempunyai tiga pasang kait. Oncosphere diselimuti oleh pembungkus dalam (inner envelope) yang juga diselimuti oleh embryophore. Embryophore juga diselimuti oleh sebuah zona yang disebut dengan pembungkus luar (outer envelope ). Lapisan terluar dari terluar dari telur cestoda / cacing hati disebut dengan cangkang atau kapsul. Telur cestoda / cacing hati dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu pseudophyllidean, dipylidean, taenioid, and stilesian.
Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 7. Tipe telur pada cestoda / cacing pita

Tipe telur pseudophyllidean contohnya adalah telur yang dari Diphyllobothrium latum. Telur tipe telur pseudophyllidean yang telah berkembang sempurna memiliki cangkang tebal dan berwarna kecoklatan serta terdapat operculum pada salah satu ujungnya. Terdapat banyak sel vitelline yang berfungsi menyediakan makanan bagi zigot selama masa perkembangan. Perkembangan zigot terjadi di oncosphere. Oncosphere tersebut dikelilingi oleh embryophore yang bersilia. Silia pada embryophore tersebut berfungsi untuk berenang ketika telur embrio telah menetas. Embrio menetas dalam bentuk zigot yang diselubungi oleh embryophore bersilia atau disebut dengan coracidium.
Tipe telur dipylidean adalah telur dari Dipylidium dan Hymenolepis. Telur tipe dipylidean memiliki cangkang tipis, embryophore tidak bersilia, dan selubung luar (outer envelope) relative tebal. Hanya ditemukan sedikit sel vitelline di sekitar zigot
Tipe telur taenioid adalah telur dari Taenia dan Echinococcus. Telur tipe taenioid pada cestoda / cacing pita tidak memiliki selubung luar (outer envelope) dan cangkang sehingga embryophore adalah bagian terluar dari telur. Embryophore dari telur tipe taenioid tidak bersilia. Sama seperti Telur tipe dipylidean, Telur tipe taenioid juga hanya mempunyai sedikit sel vitelline


Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita


Siklus hidup cestoda / cacing pita dibagi menjadi dua, yaitu siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea dan ordo Cyclophyllidea. 

Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea

Telur dari cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea keluar dari ke lingkungan bersama dengan feses inang. Coracidium keluar dari telur melalui operculum. Coracidium dapat berenang karena mempunyai cilia. Coracidium akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut jika ditelan oleh inang intermediate pertama yang merupakan hewan-hewan yang hidup di air. Jika tidak menemukan inang, Coracidium akan mati. Di dalam inang intermediate pertama, coracidium bermetamorfosis menjadi procercoid. Pada fase tersebut, masih terdapat kail yang berasal dari oncosphere meskipun non-fungsional. Struktur kail tersebut dinamakan dengan cercomer. Ketika inang intermediate pertama dimakan oleh inang intermediate kedua, procercoid akan menyebar ke seluruh bagian inang melalui rongga peritoneal, terutama menyebar ke bagian otot. Inang intermediate kedua biasanya adalah ikan. Procercoid kemudian berkembang menjadi lebih padat membentuk plerocercoid. Plerocercoid mulai membentuk strobila dan mengalami perkembangan lebih lanjut. Ketika manusia memakan inang intermediate kedua yang terinfeksi plerocercoid, plerocercoid akan menempel pada dinding usus halus lalu berkembang dan membentuk strobila. Pada setiap tahapan-tahapan atau fase-fase tersebut, terdapat suatu kelenjar penetrasi yang mensekresikan enzim litik. Enzim litik tersersebut berfungsi membantu penetrasi dan migrasi ke berbagai organ dan jaringan. 

Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea

Oncosphere telur cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea tidak memiliki silia sehingga telur/embrio cenderung pasif hingga intermediate host yang menelannya. Intermediate host dari cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea adalah invertebrate atau vertebrata. Intermediate host invertebrata biasanya adalah arthropoda.
Dalam intermediate host invertebrata, telur yang tertelan akan menetas dalam saluran pencernaan. Menggunakan kail dan kelenjar penetrasi, oncosphere kemudian ke dalam hemocoel lalu bermetamorfosis membentuk cysticercoid. Cysticercoid telah memiliki scolex acetabulate yang sempurna dan diselubungi oleh beberapa lapisan kista serta memiliki cercomer menojol. Cercomer tersebut dilengkapi dengan kail. Lapisan kista dan cercomer akan tercerna ketika berada dalam saluran pencernaan host definitive dan mulai terjadi strobilasi (pembentukan strobila).
Dalam intermediate host vertebrata, oncosphere menembus dinding usus dan memasuki venula. Setelah sampai di venula, oncosphere menyebar ke berbagai organ bersama dengan peredaran darah. Di organ tersebut, oncosphere bermetamorfosis menjadi cysticercus. Cysticercus mempunyai scolex acetabulate yang membentuk suatu lipatan atau kantong berisi cairan. Lipatan atau kantong tersebut seringkali disebut dengan bladderworm. Dalam bladderworm, Cysticercus akan berkembang menjadi coenurus atau hydatid dan jika tertelan oleh host definitive,  akan berkembang menjadi cacing dewasa. 
Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan
Gambar 8. Siklus hidup cestoda / cacing pita yang dibedakan mendanjadi 2 yaitu siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea dan siklus hidup cestoda / cacing pita Cyclophyllidea

Fisiologi Cestoda / cacing pita

Fisiologi Cestoda / cacing pita sangat dipengaruhi oleh struktur tubuh serta lingkungannya.
Cestoda / cacing pita berada di usus halus yang merupakan tempat dengan kadar oksigen rendah sehingga metabolisme yang terjadi adalah metabolisme anaerob.
Cestoda/ cacing pita tidak memiliki sistem pencernaan sehingga semua nutrisi didapatkan dari inang atau dari mikrohabitatnya. Nutrisi dari inang atau mikro habitat masuk ke dalam tubuh Cestoda / cacing pita melalui tegumen dengan cara transportasi aktif, difusi difasilitasi (facilitated diffusion), dan difusi sederhana.
Nutrisi utama bagi Cestoda / cacing pita adalah glukosa. Glukosa oleh Cestoda / cacing pita diubah menjadi glikogen dan disimpan pada parenchyma serta cairan interstitial. Karbohidrat yang ditransportasikan hanya dalam bentuk galaktosa. Karena hidupnya dalam usus halus, energi dihasilkan dari glikolisis. Ada beberapa spesies Cestoda/ cacing pita yang memperoleh energi dari transport elektron, namun perannya dalam pemenuhan energi hanya kecil.

Tiap-tiap bagian strobila mempunyai kecepatan metabolisme yang berbeda-beda. Bagian leher dan immature proglottid memiliki kecepatan metabolisme paling tinggi jika dibandingkan dengan bagian mature proglottid dan gravid proglottid karena bagian membutuhkan banyak energi untuk pembentukan proglottid baru dan perkembangan proglottid. Energi juga banyak dibutuhkan oleh mature proglottid untuk penbentukan telur. 

Khemoterapi / Pengobatan 

Pada kebanyakan kasus, orang yang terinfeksi  cestoda/ cacing pita tidak menunjukkan gejala-gejala. Gejala penyakit hanya muncul ketika terjadi infeksi berat. Adapun gejala yang paling sering muncul akibat terinfeksi cestoda/ cacing pita adalah penderita terkena anemia. Obat yang digunakan untuk pengobatan / treatment infeksi cestoda/ cacing pita adalah niclosamide. Kerja niclosamide menghancurkan proglottid dan mengganggu proses fosfolarisasi substrat dalam proses metabolismenya sehingga ATP tidak bisa dihasilkan. Quinacrine hydrochloride dan Aminocrine juga efektif untuk mengobati infeksi cestoda/ cacing pita. Satu bulan setelah pengobatan / treatment dilakukan, feses dari pendeita harus diperiksa kembali untuk memeriksa kembali keberadaan telur cestoda/ cacing pita 



Kata Kunci:
Morfologi cestoda / cacing pita, bentuk tubuh cestoda / cacing pita, Scolex, Acetabulate scolex, Bothriate scolex adalah, Leher cacing pita, Strobila cacing pita, mmature proglotid (proglotid belum matang) adalah, Mature proglotid (proglotid matang) adalah, Gravid proglotid adalah, Sistem Osmoregulasi dan ekskresi pada cestoda / cacing pita, sel api pada cacing pita, Sistem Syaraf Cestoda / Cacing Pita, Sistem reproduksi cestoda / cacing pita, Sistem reproduksi jantan pada cacing pita, Sistem Reproduksi betina pada cestoda / cacing pita, Telur cestoda / cacing pita, Siklus hidup Cestoda / Cacing Pita,Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Pseudophyllidea, Siklus hidup cestoda / cacing pita ordo Cyclophyllidea, Fisiologi Cestoda / cacing pita, Khemoterapi / Pengobatan 


Load disqus comments

0 komentar